Memaknai Peristiwa Hari Pendidikan Nasional

Nelson Mandela (Mantan Presiden Afrika Selatan 1994 - 1999) pernah berkata bahwa Pendidikan ialah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia.
Lain hal dengan Paulo Freire (Tokoh Pendidikan Brasil) dalam bukunya yang berjudul "Pendidikan Kaum Tertindas" bahwa Pendidikan mengubah manusia dan manusialah yang mengubah dunia.
Kedua statement tersebut tak terlalu terlihat adanya sebuah kontradiksi, namun sekali lagi Paulo menegasakan bahwa
Pendidikan harus menjadi arena pembebasan manusia sehingga mampu menghantarkan manusia menemukan dirinya sendiri untuk kemudian secara kritis menghadapi realitas sekitarnya dengan kritis dan mengubah dunia secara kreatif.

    Secara garis besar kita bisa simpulkan bahwa Pendidikan sama-sama berperan penting untuk manusia dan kehidupannya. hal ini akan berdampak kecil dan besar sekalipun karena pendidikan tak hanya menyoal duduk dan belajar serta mendengarkan apa yang bersumber dari guru. itu juga berlaku kepada lingkungan dan sekitar kita. pendidikan sama-sama mengubah manusia, dan manusialah yang berperan lebih untuk mengubah dunia.

    Dengan sadar, sebagian besar manusia mengetahui dan menyadari bahwa pendidikan sangatlah penting. selain pendidikan yang selama ini disimbolkan dengan belajar eksakta maupun non eksakta dalam kelas, atau menggali potensi serta kemampuan, minat bakat dll. tetapi pendidikan juga menyoal pola pikir (mindset) serta sikap kemanusiaan kita. bagaimana pendidikan dapat memberi dampak yang baik di sekitar kita. ini tentang kontribusi konkret dan komitmen bersama yang telah digagas sejak lama dalam Pembukaan UUD  1945.

    Dalam alinea ke 4 terdapat tujuan kemerdekaan Indonesia pada poin nomor 3 yaitu, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. ini menjadi indikator pentingnya Pendidikann bagi seluruh elemen dan lapisan masyarakat Indonesia, maka dari itu lahirlah wajib dikdas yang awalnya 9 tahun menjadi 12 tahun. Namun, 12 tahun bukanlah akhir dari perjuangan dan muara dari keberhasilan dalam menimba ilmu. belum lagi mewujudkan wacana Indonesia pada 2030 dan menyongsong Indonesia Emas 2045, yang tentunya harus disokong penuh oleh kesadaran masyarakat bahwa pentingnya pendidikan bagi seluruh manusia. Tentu, 12 tahun bukanlah angka sebagai penentu utama melainkan kita harus terus meningkatkan kapasitas diri kita.

    Pendidikan selain dapat menggali banyak kemampuan maupun keilmuan, namun pendidikan tak kalah penting jika di dalamnya ikut menghumanisasi. dalam artian ialah memanusiakan manusia lewat jalur pendidikan. contohnya ialah Paulo Freire, baginya humanisasi melalui pendidikan ialah sebuah politik pembebasan manusia dengan cara membongkar kesadaran manusia itu sendiri. dimana manusia harus mengetahui bahwa dunia dan realitas hidup ini bukanlah "sesuatu yang terjadi dengan sendirinya" dan begitu saja harus diterima apa adanya sebagai sesuatu takdir atau suatu hal yang tidak boleh dikritisi sama sekali. Seperti kata Bu Musdah Mulia bahwa segala sesuatu itu bukanlah Status Quo. Maka dari itu pendidikan berperan penting menjadi alat perjuangan untuk rakyat demi maslahat.

    Hakikatnya, pendidikan ialah proses pembangkitan kesadaran naif menuju kesadaran kritis kolektif. bukan segelintir orang, baik buruh, tani, maupun rakyat miskin kota.

    Semoga besar harapan saya terhadap momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional ini mampu melahirkan gagasan dan formula yang mampu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk merasakan kebermanfaatannya.






5 komentar:

  1. Menarik untuk dibaca sambil ditemani dengan secangkir kopi dan rokok yang terselip diantara dua jari.

    BalasHapus
  2. Terimakasih telah meninggalkan jejak. 🌼

    BalasHapus
  3. Mantapp berimajinasi dan me refleksi kan

    BalasHapus

Penerangan Jalan: Bukti Keseriusan Pejabat Publik Dalam Mencegah Terjadinya Kekerasan Seksual di Setiap Daerahnya

Seringkali menemukan jalan yang minim bahkan enggan penerangan jalan merupakan fenomena yang tidak jarang lagi dijumpai. Sah-sah saja rasa...