Buku Pertamaku, Kontribusi Konkretku.


buku pertamaku, lebih tepatnya menjadi salah satu kontributor dalam satu kepenulisan buku.

    Sejak bergabung pada keluarga baruku di sebuah organisasi, PMII sebut saja. saya jadi banyak belajar banyak hal, terlebih mengenai dunia literasi bahkan literasi media digital yang akhir-akhir ini sangat digandrungi banyak kalangan. sebut saja itu Generasi Milenial. Namun, generasi milenial saat ini rupanya banyak tergerus oleh perkembangan zaman dan teknologi yang kian hari kian pesat. segalanya bisa disentuh melalui satu sentuhan jari melalui telefon genggamnya.
    Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!.  Ini merupakan jumlah yang mengecewakan karena artinya masih kecil budaya membaca orang Indonesia. Riset yang bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked, dilakukan oleh Central Connecticut State University, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. sungguh miris, bukan?

    Hal ini membuat saya semakin tergerak untuk semakin tertarik pada literasi, karena selama ini tertarik dengan membaca maka tidak ada salahnya untuk memperluas kosa kata dengan cara belajar menulis. karena ini adalah bagian dari bukti kongkret pengimplementasian ilmu.


DARIMANA SAYA BISA MENERBITKAN TULISAN?

    jauh sebelum peluncuran buku 60 Tahun PMII: PMII Diantara Dua Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, saya pernah menulis salah satu essai mengenai wabah covid-19 yang dampaknya terhadap tenaga medis perempuan di Indonesia. lalu diterbitkan di beberapa portal berita seperti:

https://lensapotret.com/2020/04/02/pemkot-bekasi-harus-memperhatikan-tenaga-medis-perempuan-melawan-covid-19/

https://medialingkar.com/nasib-tenaga-medis-perempuan-terhadap-wabah-virus-covid-19/

https://www.times.co.id/tag/nina-karenina

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/262363/nasib-tenaga-medis-perempuan-terhadap-covid19

http://www.seputardaerah.com/2020/04/nasib-tenaga-medis-perempuan-terhadap.html .

    jadi, mungkin bukan kali pertamanya saya menulis. selain sebelumnya sejak 2016 sempat blogging, saya teruskanlah salah satu aktivitas saya di depan komputer ini dengan cara menuangkan pemikiran atau gagasan saya melalui tulisan.


AWAL MULA, salah seorang sahabat bernama Adriyanto (sekarang dia Ketua Komisariat hee) menyebutkan akun Instagram saya untuk melihat postingan tersebut di instagram dari salah seorang tokoh kaderisasi nasional PB PMII pada masanya, sebut saja Bang Dwi Winarno yang pada saat 2014 kalau tidak salah menjabat sebagai Ketua Kaderisasi Nasional PB PMII. lalu jika ditarik muaranya. munculah dari sebuah akun penerbit buku penerbit bernama Buku Revolusi. seperti inilah pamflet seruannya :)






    Kabar bahwa saya disebutkan dalam postingan tersebut datang saat setelah Sahur menjelang Subuh tiba, 2020. iya benar, saat pandemi telah melanda. hal ini membuat saya tertarik untuk mencoba dan tertantang untuk mengikuti. mengisi waktu luang dan kekosongan di rumah setelah mencoba beradaptasi untuk tidak keluar rumah seperti biasanya, membuat saya menjadi banyak membaca dan research mengenai topik apa yang akan ambil. karena selain iseng-iseng belaka, saya mencoba hal baru untuk ikut tergerak membantu sesama terlepas nantinya naskah ini akan diterima, diseleksi atau bahkan lulus dipublikasi.

APA TOPIK YANG SAYA PILIH?
    Yap, bagi sebagian orang yang mengenali saya pasti jelas tahu mungkin apa yang kira-kira akan saya pilih sebagai topiknnya. mungkin ... hehe
Saya memilih topik nomor 6, Bias Gender dalam Ilmu Pengetahuan dan Upaya Menjawabnya.

MENGAPA SAYA MENGANGKAT TOPIK TERSEBUT?
    Mengacu kepada persoalan yang ada, tak jarang kerap kali ditemukan persoalan bias gender pada ilmu pengetahuan, dalam buku-buku pelajaran sekolah misalnya. Kurangnya menempatkan dan menghadirkan sosok atau figur tokoh, ilmuwan, penemu, pakar, peneliti perempuan. Mayoritas gambar atau ilustrasi yang diperlihatkan ialah figur laki-laki, contohnya dalam buku sains. Buku sains kerap kali menunjukkan bahwa penemu atau ilmuwannya seorang laki-laki, astronot misalnya. Jika digali lebih dalam ada 11 astronot perempuan, salah satunya Sunita Williams. Namun hal ini tidak banyak yang mengungkap sehingga publik tak banyak yang mengetahui bahwa perempuan juga mampu menapaki luar angkasa. Hal seperti ini menunjukkan bahwa semakin besarnya ketidak terlibatan perempuan dalam hal ilmu pengetahuan. Jika hal ini dibiarkan terus terjadi maka akan menimbulkan persoalan bias gender yang kian hari kian terlihat. untuk lebih jelasnya, kalian bisa baca di bukunya langsung ;)



BAGAIMANA MEKANISME PENULISAN HINGGA PENERBITAN?
    Naskah ini saya selesaikan lebih kurang 1 hari 1 malam, saya mengejar hal tersebut karena diiringi mood yang luarbiasa mendukungnya. karena biar bagaimanapun ini momen yang tidak mungkin saya lewatkan begitu saja. 
Setelah saya sembari menyelesaikan naskah tersebut sesuai kriteria, saya hubungi via e-mail dan nomor WhatsApp yang tertera di pamflet. Beliau adalah Mas Joko Priyono, ternyata Penerbitnya pun ialah Demisioner Ketua Komisariat UNS (Surakarata) yang sama-sama PMII, sadulur :) kemudian setelah saya kontak nomor tersebut, langsung cair begitu saja. 
Saya kirim naskah tersebut melalui e-mail beserta CV penulis. 

    Setelah mengirim naskah tersebut, lalu saya bertanya kapan proses penyeleksiannya. Namun, hal tersebut digubris dengan jawaban melegakan yaitu semua tulisan yang diterima akan dipublikasikan menjadi sebuah buku yang akan diluncurkan sebagai bentuk kontribusi nyata atas Harlah PMII yang ke 60 Tahun saat April 2020 lalu. yang lebih menggembirakan ialah ketika diterima 26 Tulisan Kader PMII Se-Nasional. namun, ada yang sedikit mengecewakan namun ini menjadi refleksi bersama ke depan bahwa kontribusi penulis perempuan dari Kader KOPRInya pun hanya ada 3 orang. :")

    Sejak Mei 2020, ada kabar baik bahwa proses pembukuan melalui pemesanan Pre-Order selama 2 Minggu lamanya. sungguh buah kerja keras yang sangat dinanti-nanti. karena, biar bagaimanapun ini adalah slah satu karyaku yang dibukukan walau hanya menjadi salah satu dari 26 Kader lainnya. tentunya, saya tidak sendirian melainkan bersama Partner saya juga bernama Ilham Syathiri Ahmad. Kami diam-diam menulis dan mengirim, namun tidak tahu naskah siapa yang akan diterima dan dipublikasikan. Alhamdulillah, keduanya. hal ini menjadi bentuk langkah kongkret kami untuk membantu penanggulangan Covid-19 yang keuntungannya akan dialokasikan kepada NU Care LAZISNU PBNU. Saya pribadi tidak menerima keuntungan berbentuk materi apapun. karena memang bukan itu yang saya incar, tapi proses dan pengalamannya yang mungkin belum tentu terjadi pada kesempatan lainnya.

    Biar bagaimanapun, ini menjadi representatif saya sebagai Mahasiswa UMIKA dan Kader dari Rumah Pergerakan saya di Komisariat UMIKA dan Cabang Kota Bekasi.

SIAPA SAJA YANG MEMBELI?
    Tentu saja hal ini menjadi suatu penilaian marketing ketika siap menjadi penulis, mampukah memasarkan tulisannya sendiri untuk ikut dikonsumsi bersama orang-orang?
Tentunya, saya memasarkan dan menawarkan kepada kerabat saya, sahabat saya, senior saya. agar bukan hanya saya yang merasakan kebermanfaat tersebut, namun ada pesan di balik segala isi tulisan saya dan 26 Kader se-Indonesia.

BAGAIMANA PERASAAN SAYA DAN RESPON SEKITAR?
    Saya senang dan bangga, di satu sisi ini merupakan terobosan baru di ranah PMII Kota Bekasi. Namun, apakah hanya itu yang saya kejar dan incar? Never in a million years, hehe itu Bonus. Respon sekitarpun banyak yang mendukung bahkan membeli bukunya, hal ini merupakan wujud dari Teorinya Abraham Maslow melalui Tahapan Apresiasi dan Aktualisasi Diri.


“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah” - Ki Hajar Dewantara


sebongkah perjalananku, selamat 3 tahun berkhidmat :")

 

Terimakasih kepada organisasi (dan orang orang yang telah membersamai proses saya tentunya) yang telah mewadahi saya, memberi saya ruang untuk ngoceh, bawel, kritik, saling sharing ilmu dan pengalaman, uji mental, meningkatkan kualitas diri, memenuhi kapasitas, ekspansi relasi, implementasi nilai-nilai kesalingan-kesetaraan-keadilan, mengasah kepekaan sosial dan nilai-nilai humanis keberagaman.

Menuju satu abad NU, 95tahun. Bukan hal yang mudah berdirinya lembaga yang setiap detiknya consent dan concern untuk berkhidmah: menyebarkan ahlussunnah waljama'ah annahdliyah dan meneguhkan komitmen kebangsaan. Senantiasa menyebarkan narasi positif yang moderat, bukan konservat; yang merangkul, bukan memukul; yang ramah, bukan yang marah.

Ternyata benar kata Abraham Maslow, diantara 5 teori kebutuhan manusia lainnya. Mengikat pada kelompok sosial membuat kita bisa mengaktualisasikan diri, tidak merasa sendiri, lebih percaya diri, saling menghormati.

Akhirnya, punya foto candid yang lumayan apik. Makasih ya angkatan 20 Abhipraya, I'm salute to all of you guys :") 


selamat berkhidmat 3 tahun yang belum ada apa apanya. Terimakasih ya, Rumahku @pmiiumika.official :") dan keluarga besarku @pmiisyaubik @pcpmiikotabekasi #PMII #kopri

 

 

 

 






perEMPUan




Menjadi perempuan tidaklah mudah, punya segudang tanggungjawab yang menempel bersamaan stigma yang kerap kali diterima. perihal cantik, bentuk tubuh, warna kulit pun ikut diperhitungkan. namun kita sebagai kaum pergerakan, punya segudang potensi yang harus dikembangkan; punya segudang keilmuan yang harus diamalkan. terlepas dari segala body image yang selama ini ikut disematkan, perempuan tidak boleh tertinggal dari ruang-ruang keilmuan.

Ingat, dalam Qowaid Al-Khams ada salah satu kaidah yang mengatakan "Al yaqiinu laa yuzaalu bissyak"; keyakinan tidak dapat dihilangkan oleh keraguan. Semoga kita termasuk orang-orang yang yakin dalam menuju hal-hal kebaikan. 💙💛 #womenempowerment #womensupportingwomen

 

RUU CIPTA KERJA; Niat Merampingkan Kok Malah Meribetkan?


ada yang lebih mencekam dibanding bangun di sepertiga malam,

yaitu ketukan palu sidang paripurna pada malam-malam. HEHE

dalam statementnya saya mengutip "bagai membangun seribu candi dalam semalam. sesuatu yang mustahil terjadi, maka dari itu butuh bantuan jin-jin. nah, jin-jin itu siapa?" tutur Sahabat Agus Herlambang (Ketua Umum PB PMII) pada salah satu kanal YouTube.

 

    OMNIBUSLAW; RUU CIPTA KERJA mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar, baca bahkan kita temukan di berbagai media massa bukan?

banyak mungkin dari kita yang belum tahu apa itu Omnibus Law. Omnibus Law merupakan suatu metode, cara, atau konsep dalam menggabungkan beberapa aturan yang substansi aturannya berbeda, menjadi satu peraturan dalam satu payung hukum.

tujuan diterapkannya omnibus law ialah untuk menyederhanakan, memangkas, atau merampingkan agar menjadi satu kesatuan utuh yang bisa mencakup apa-apa yang berada di dalamnya. tidak over regulated misalnya. namun, yang terjadi dalam fakta lapangannya hal ini justru menjadi blunder untuk para perancangnya (baca; DPR RI). ketika draft ini yang harusnya dibahas sejak bulan desember tahun 2019 oleh DPR RI namun nyatanya telah disahkan pada beberapa hari lalu. wow, siapa yang tidak terheran-heran melihat aksi yang dilakukan DPR RI yang klaimnya wakil rakyat. rakyat yang mana yang merasa mereka wakili?

bagaimana bisa membahas dan mengesahkan draft RUU yang begitu banyaknya dalam waktu semalam? apakah tidak ada hal-hal yang terlewatkan di dalamnya? apakah tidak terdapat kecacatan-kecacatan formil maupun materil di dalamnya? dalam sudut pandang saya sebagai penulis, yang meskipun bukan berlatar belakang Hukum memiliki sebuah pandangan kejanggalan terhadap proses mekanisme yang dilaksanakan terkait pengesahan RUU Cipta Kerja ini. 

mengutip dari statement anggota Baleg DPR RI, Ledia Hanifa dari Fraksi PKS melalui kanal YouTube Najwa Shihab bahwa "di internal pemerintahan sendiripun masih banyak yang belum nyambung terkait pembahasan RUU ini, bahkan sampai hari ini saya minta Draft nya belum dapat." tuturnya. (08/10/2020) bisa disimpulkan bahwa terdapat kejanggalan-kejanggalan yang ada pada tubuh internal. lantas bagaimana publik tidak kecewa dengan jalannya proses pengesahan RUU Ciptaker yang tidak sesuai prosedur.

10/j kdnfomnibus law merupakan metode atau konsep pembuatan regulasi yang menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda, menjadi satu peraturan dalam satu payung hukum

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masih Bingung Apa Itu Omnibus Law?", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2020/02/18/160300026/masih-bingung-apa-itu-omnibus-law?page=all.
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Artinya, omnibus law merupakan metode atau konsep pembuatan regulasi yang menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda, menjadi satu peraturan dalam satu payung hukum.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masih Bingung Apa Itu Omnibus Law?", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2020/02/18/160300026/masih-bingung-apa-itu-omnibus-law?page=all.
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Artinya, omnibus law merupakan metode atau konsep pembuatan regulasi yang menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda, menjadi satu peraturan dalam satu payung hukum.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masih Bingung Apa Itu Omnibus Law?", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2020/02/18/160300026/masih-bingung-apa-itu-omnibus-law?page=all.
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:

Penerangan Jalan: Bukti Keseriusan Pejabat Publik Dalam Mencegah Terjadinya Kekerasan Seksual di Setiap Daerahnya

Seringkali menemukan jalan yang minim bahkan enggan penerangan jalan merupakan fenomena yang tidak jarang lagi dijumpai. Sah-sah saja rasa...